Pages

Subscribe:

Labels

Wednesday, June 19, 2013

Teknik Fotografi

Mode manual
Semakin majunya perkembangan teknologi kamera saat ini, memberikan kita banyak kemudahan dalam memotret tanpa perlu pusing dengan pengaturan kamera. Adanya fitur otomatis seakan membutakan kita terhadap hasil foto yang memiliki nilai seni. Namun sayangnya, tidak semua tema foto bisa dihasilkan melalui fitur otomatis, seperti halnya foto siluet. Mode manual lebih banyak menawarkan hasil yang sesuai dengan keinginan, sebab kita sendiri yang mengatur pencahayaan dan berbagai pengaturan lainnya. Belajar dengan menggunakan mode manual akan membuat kita paham dengan sistem kerja kamera serta mendorong kita menjadi lebih kreatif.

Flash
Agar dapat memperoleh gambar yang natural, sebaiknya hindari penggunaan lampu flash. Cahaya dari lampu flash justru sering kali malah akan merusak obyek, karena foto akan terlihat datar dan kehilangan warna aslinya. Untuk mendapatkan hasil terbaik pada pemotretan di luar ruangan, ada baiknya kamu memilih waktu-waktu yang sering disebut dengan the golden moment, yaitu antara pukul 07.00-08.00 dan pukul 17.00-18.00.

Pengaturan ISO/ASA
ISO (international standart organization) adalah sebuah fitur satuan tingkat kepekaan cahaya yang ada pada setiap kamera. Pada pemotretan dengan obyek pemandangan atau di dalam ruangan, sangat disarankan untuk menggunakan ISO terendah. Sebab ini memungkinkan kita untuk bisa mendapatkan gambar yang lebih detil dan halus, sehingga gambar bisa diperbesar dengan maksimal. Lain hal jika obyek foto adalah manusia, ISO tinggi sangat dibutuhkan untuk bisa menangkap setiap pergerakan dengan tepat.

White balance
Kalau yang ini merupakan pengatur suhu warna pada kamera. Di dalamnya terdapat beberapa menu pilihan seperti, daylight, shade, cloudy, tungsten, AWB, dan lain sebagainya. Aturlah sesuai dengan keadaan cahaya dimana kamu memotret. Pilihan yang tepat akan menghasilkan warna gambar sesuai dengan warna aslinya, sebagaimana terlihat oleh mata kita.

Tentang aturan 1/3
The golden section, kata-kata itu sering disebut oleh pakar fotografi sebagai rumusan nilai estetika sebuah foto. Maksudnya adalah mengenai penempatan obyek utama, diposoisikan 1/3 dari keseluruhan bidang gambar. Para fotografer profesional meyakini, bahwa posisi ini paling pas bagi mata orang yang melihat foto tersebut.

Lensa
Jangan pernah lupa untuk memperhatikan kebersihan lensa, sebab sering kali adanya debu ataupun bekas sidik jari akan sangat mempengaruhi kualitas gambar. Bersihkanlah lensa secara berkala dan hindari tempat-tempat yang lembab untuk menyimpannya, agar lensa kamera tidak terserang jamur.

Melihat obyek secara fotografis
Bagi mereka yang baru mendalami dunia fotografi, mungkin masih sedikit mengalami kesulitan untuk melihat sesuatu dari sisi fotografis. Buat melatihnya, gunakanlah jari tangan dan bentuklah sebuah frame sebelum mengambil gambar. Dengan cara ini, setidaknya kita dapat mengetahui kemungkinan hasil jepretan yang akan diperoleh.

Photoshop
Saat era digital menyerbu, kamera SLR pun berubah menjadi DSLR. Nah, sebagai fotografer, tentu saja kita juga harus mengakrabkan diri dengan software pintar yang satu ini. Dalam rangka memaksimalkan gambar-gambar digital yang kita peroleh, supaya tampak lebih menarik, dramatis atau apapun yg kita inginkan.

Tips Mengambil Foto Lanscape


Fotografi merupakan suatu hal yang berkembang pesat saat ini, bisa dilihat dengan semakin banyaknya orang yang membeli dan menggunakan kamera baik untuk mengambil foto-foto iseng sampai dengan foto-foto professional. Biasanya yang mereka foto adalah suasana landscape.
Baiklah berikut ini Tips Mengambil Foto Lanscape yang keren :

1. Perhatikan Horizon
Jika kita berhadapan dengan suatu pemandangan, hampir dapat dipastikan kita akan melihat garis horizontal yang membentang dan membelah gambar menjadi dua bagian. Ini disebut garis horizon.

Dalam Fotografi Landscape, jika salah satu bagian lebih menarik. Berilah porsi 2/3 dari frame. Dan yang kurang menarik beri sisanya yaitu 1/3. Memang tidak mutlak, tetapi bila POI berada pada bagian yang 2/3 maka kesannya akan lebih kuat.

2. Pertimbangkan Langit
Jika dalam pemotretan langit kurang bagus, usahkan jangan menempatkan pada 2/3 frame. Ini akan menimbulkan kesan yang flat dan membosankan. Tetapi jika keadan langit dan awan dalam keadaan bagus, maka jangan ragu untuk penuhi frame dengan langit. Gunakan filter untuk meningkatkan kontras dan saturasi langit seperti Gradual neutral density dan Polarizer.

3. Vocal Point Sangat Penting
Vocal point adalah titik dimana mata kita berhenti pada saat memandang sebuah foto. Bisa dibilang merupakan titik fokus dalam suatu foto.Vocal point dapat berupa batu, rumput, ranting, bunga.
Foreground Hal Penting
Foreground bisa menjadikan foto kita lebih berdimensi. Ada sense of depth dari foto kita jika kita meletakan foreground dengan benar.

4. Gunakanlah Tripod
Untuk Exposure diatas satu detik  tripod sangat dianjurkan. Tripod lebih baik digunakan meskipun anda memiliki kamera beresolusi tinggi.

5. Tangkap gerakan alam
Dalam menangkap gerakan alam, dibutuhkan beberapa peralatan pendukung seperti filter ND (neutral density) dan tripod.

6. Bekerjasama dengan Cuaca
Tidak semua cuaca cerah dapat memberikan view yang bagus, oleh sebabnya anda dapat hunting pada cuaca-cuaca yang tidak cerah.

7. Garis dan Bentuk
Garis dapat menjadi vocal point yang sangat kuat karena membantu mata kita menelusuri foto landscape kita. Garis dapat memberikan kedalaman ruang yang luar biasa, perspective yang berbeda.

8. Eksplorasi Perspective
Jangan hanya terpaku pada satu titik, namun temukanlah view yang berbeda baik dengan view sejajar dengan tanah, atau naik ke atas pohon.


mining