ASAL USUL WARGA KETURUNAN TIONG HOA DI SUNGAI AYAK.
Warga keturunan Tiong hoa di Sungai Ayak diperkirakan sudah ada sejak th 1800 dan leluhur dari warga keturunan tiong hoa ini berasal dari Mei xian, provinsi kwang tung di china. Imigrasi besar-besaran warga tiongkok terjadi pada tahun 1750 s/d tahun 1850 dimana sebagian besar dari mereka ingin mencari kehidupan yang lebih menjanjikan di negeri orang daripada di negeri china yang waktu itu sedang dilanda perang saudara.Kedatangan imigran china ini juga dibantu dan diprakarsai oleh sultan mempawah dan sultan Pontianak yang pada masa kejayaannya melakukan pertambangan emas besar-besaran, dengan didatangkannya para pekerja dari china diharapkan dapat mendapatakan hasil yang lebih maksimal, karena memang para pekerja dari china daratan sejak dulu dikenal memiliki keahlian dalam pertanian dan pertambangan serta dikenal lebih ulet dan pekerja keras.
Seiring dengan datangnya imigran china yang bekerja di sektor pertambangan, datang juga para saudagar dan pedagang yang membawa barang-barang dari china yang diperdagangkan di wilayah baru mereka, hal ini dapat kita lihat dari banyaknya barang-barang pecah belah dan kebutuhan rumah tangga yang bersasal dari China. Tidak lupa juga para imigran ini membawa kebudayaan dan tradisi mereka dari china daratan dan masih bisa kita lihat sampai sekarang tradisi-tradisi china masih begitu kental disini. Dan para imigran inilah yang menjadi leluhur warga sungai ayak khususnya keturunan china yang sebagian besar didominasi oleh suku hakka (khek) dan sedikit suku teo chew.
Seiring berjalannya waktu , warga keturunan tiong hoa telah berbaur dengan penduduk lokal, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya perkawinan silang antar suku keturunan tiong hoa dengan penduduk lokal seperti dengan suku melayu dan suku dayak. Warga keturunan tiong hoa disini juga dapat berkomunikasi dengan baik dalam bahasa dayak dan bahasa melayu, karena asimilasi yang tercipta selama ini. Bahkan banyak sekali suku keturunan tiong hoa yang tinggal dan mendiami daerah pedalaman seperti di Balai sepuak; merbang; belitang dan lain-lain.
Warga keturunan tiong hoa pada umumnya bermukim di pesisiran sungai Kapuas dan sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang dan buruh, suku melayu juga mendiami daerah pesisir , hanya suku dayak saja yang sebagian besar mendiami daerah pedalaman yang mata pencahariannya adalah dengan bercocok tanam dan perkebunan yang menghasilkan komoditi seperti karet; sawit; tengkawang; dan lada.
Kehidupan yang tenang dan kondusif selalu terjaga diantara ketiga suku besar di Sungai Ayak, hampir tidak pernah terjadi hal-hal yang berbau sara yang dapat menggeser nilai-nilai luhur kekeluargaan dan toleransi di Sungai Ayak sejak dulu sampai dengan sekarang.
Semua suku baik dari suku dayak ; suku melayu dan warga keturunan tiong hoa semuanya bisa hidup saling berdampingan dan saling menghormati satu sama lainnya. Nilai-nilai luhur ini harus tetap dijaga agar Sungai Ayak yang kita cintai dapat menjadi tempat yang indah untuk dikenang.
Oleh : Tedy cahyadiBACK