Pages

Subscribe:

Labels

Thursday, April 25, 2013

Cara Kilat Hapus Jerawat



Ilustrasi (Bisa Komputer)
Jakarta - Jerawat, warna kulit yang tidak merata, dan noda yang ada di wajah seringkali membuat penampilan wajah Anda kurang maksimal saat difoto.

Ingin tampil sempurna dengan wajah mulus tanpa noda layaknya model pada cover majalah? Tentu kebanyakan orang memimpikan hal itu. Dan mungkin Anda salah satunya.

Pernahkah Anda berpikir bagaimana para foto model selalu terlihat sempurna pada saat difoto. Mungkin ada beberapa yang benar-benar memiliki wajah sempurna tanpa noda. Namun siapa sangka banyak dari hasil foto model yang tidak sempurna dikarenakan masalah jerawat dan warna kulit yang tidak merata pada wajahnya.

Tentu diperlukan sedikit pengolahan foto untuk mengatasi hal-hal tersebut. Nah, pada artikel ini saya akan membahas bagaimana cara me-retouch wajah yang berjerawat menggunakan Adobe Photoshop.

Teknik ini, umum dilakukan oleh para desainer majalah yang mengerjakan foto-foto selebriti papan atas. Ikuti langkah langkah berikut ini:

Buka Foto di Photoshop


Fokus Pada Area Berjerawat


Zoom in foto tersebut supaya kontur warna kulitnya lebih terlihat. Fokuskan pada area berjerawat yang akan dibersihkan.

Pilih Clone Stamp Tool


Rahasia adalah menggunakan Clone Stamp Tool. Pastikan tombol yang terpilih bukan tombol Pattern Stamp Tool. Sebelumnya, pilih jenis/tipe Brush “Soft Round” berukuran 21 dengan menekan tombol Brush di bagian atas lihat pada gambar. Ukuran Brush menyesuaikan dengan ukuran gambar.

Catatan: Pastikan satu kali klik, Brush akan menutupi setidaknya satu jerawat.
Menggunakan Clone Stamp

Basic menggunakan Clone Stamp Tool adalah seperti namanya, kita mengkloning kemudian mencap/menstempelkan hasil kloningan ke area yang diinginkan.

1. Memilih kloning

Tekan Alt sambil mengklik area kloning (kursor akan berubah bentuk menjadi tanda plus dalam lingkaran), dalam hal ini adalah area wajah yang bersih jerawat. Pilih area wajah yang paling mendekati jerawat supaya warna yang dihasilkan tidak terlalu mencolok perbedaannya.

2. Menggunakan kloning

Lepas kursor sampai bentuknya kembali hanya berupa lingkaran, kemudian klik di area wajah yang berjerawat sehingga jerawat tertutupi kloningan kulit yang bersih.



Tidak hanya jerawat, teknik ini juga bisa digunakan untuk meratakan warna wajah yang tidak merata serta menghilangkan noda bekas jerawat atau terbakar matahari di kulit. Selamat mencoba.


Original article: Retouch Wajah yang Berjerawat dengan Photoshop 2012 Bisa Komputer. All Rights Reserved.

Cara Mudah Bikin Efek Refleksi Kaca di Foto


Ilustrasi (Bisa Komputer)
Jakarta -
Setelah mengetahui teknik menciptakan refleksi atau bayangan yang terpantul pada permukaan air pada artikel sebelumnya. Kini kita akan coba menjajal teknik menciptakan refleksi pada bidang berbahan gelas atau kaca (glass).

Teknik ini cukup membantu bagi para fotografer yang ingin mendapatkan hasil foto yang lebih realistis ketika bayangan objeknya terpantul pada permukaan berbahan gelas/kaca (atau bahan apapun yang dapat merefleksikan objek).
Berikut tahapan-tahapannya:
Buka file foto yang akan diedit di Adobe Photoshop. Perhatikan Layer tab, klik kanan pada layer Background (yang ada icon gembok-nya), lalu klik Layer from Background.
Ubah nama "Layer 0" menjadi "Reflection" ketika dialog box muncul dan klikOK.
Sekarang layer Background menjadi layer bebas (tidak terkunci).
Duplikat layer "Reflection" dengan klik kanan layer tersebut di Layer tab lalu klik Duplicate Layer.
Setelah layer baru terbentuk, double-click bagian nama layer tersebut untuk mengubah namanya dan ketikkan "Object". Tahap pengubahan nama ini hanya untuk memudahkan, tidak diharuskan menggunakan nama yang sama.

Mengubah Nama

Pastikan layer "Reflection" terpilih (di-highlight abu-abu tua), klik Edit > Transform > Flip Vertical. Layer ini akan dibalik berlawanan dengan layer "Object".

Hasilnya memang tidak kelihatan karena posisi layer "Reflection" berada di bawah layer "Object", tapi perubahannya bisa dilihat di Layer tab seperti pada gambar contoh di bawah ini.

Layer

Sekarang buat area untuk refleksi atau bayangannya. Klik Image > Canvas Size dan dialog box akan muncul (lihat pada gambar). Perhatikan kolom-kolom di bawah New Size, ubah satuan ukuran menjadi "percent" dan ketikkan 30 pada kolom height kemudian klik OK.

Angka "30" tidak mutlak, silakan isi kolom height sesuai area yang dibutuhkan untuk posisi refleksi. Kemudian perhatikan kotak-kotak bertanda panah di bawahnya, klik tanda panah "" (hasilnya akan tampak seperti pada gambar) sehingga area baru hanya akan terbentuk tepat di bawah gambar asli saja.

Area Refleksi

Ketika area kosong sudah siap, geser layer "Reflection" ke bawah; klik Move Tool, tekan Shift dan klik tanda panah "" di keyboard hingga tepian terdalam kedua gambar saling bertemu. Sekarang klik icon Layer Mask pada Layer tab, lalu klik kanan Paint Bucket Tool > Gradient Tool.

Gradient

Dengan Layer Mask yang masih terpilih, pastikan kotak Foreground Color berwarna hitam.

Geser kursor ke toolbar yang berada di atas dan klik segitiga kecil untuk melihat pilihan warna gradasinya, klik yang modelnya warnanya Hitam-Transparan lalu pilih model gradasi seperti pada contoh di bawah.

Model Transparan

Setelah menutup dialog box, layer baru yang tadinya berwarna putih kini berisi garis hitam dan putih. Masih pada layer baru tersebut, klik Filter > Blur > Gaussian Blur untuk membuat garis yang lebih halus.

Geser parameter ke sisi kanan untuk menambah efek blur, mungkin juga diperlukan pixel yang lebih banyak ketika berkutat dengan resolusi gambar yang lebih besar.


Ketika mode gradasi sudah dipilih, maka otomatis kursor akan berubah bentuk menjadi tanda "+". Tarik garis lurus dengan menekan Shift dan geser (drag) kursor dari bawah ke atas di area kosong yang sudah dibuat tadi (pastikan tahap ini dilakukan di layer "Reflection").

Kemudian buat layer baru dan tempatkan di posisi terbawah (di bawah layer "Reflection"); klik layer baru tersebut dan geser (drag) hingga posisi terbawah.

Klik Paint Bucket Tool, pastikan Foreground Color berwarna hitam lalu tuangkan cat di layer baru tadi (pada contoh bernama "Layer 1"). Kini kita punya bayangan pada permukaan gelap yang mengkilap (glassy).

Glassy

Hitam bukanlah satu-satunya warna yang bisa digunakan, dengan sedikit eksperimen bukan tidak mungkin refleksi yang dihasilkan akan menjadi lebih unik.

Pada contoh berikutnya, warna yang akan digunakan adalah warna meja kayu seperti yang ada pada foto asli.

Untuk teknik ini, pemilihan warna yang senada warna kayu pada foto menggunakan Eyedropper Tool lalu klik di bagian meja kayu (penulis sarankan untuk memilih warna yang paling terang).

Dengan demikian, warna coklat/krem ala meja kayu akan menjadi Foreground Color. Buat layer baru di bawah "Reflection" (caranya seperti pada tahap sebelumnya) dan warnai dengan warna kayu yang baru saja dipilih.

Warnai foreground

Silahkan save as dokumen dalam format .JPEG, hasilnya bisa dilihat pada gambar di bawah.

Hasil Akhir

Penutup

Langkah-langkah pada tutorial kali ini memang sedikit lebih sederhana dibandingkan artikel sebelumnya, meski sama-sama tentang penciptaan refleksi pada bidang tertentu.

Tetapi, bagaimanapun prosesnya, hasil tetaplah tujuan akhir yang menjadi perhatian. Ingat, tetap lakukan pengeditan seteliti dan senatural mungkin meskipun melalui proses digital.

Cara Mudah Membubuhi Watermark pada Foto


Ilustrasi (Bisa Komputer)
Jakarta - Terkadang, demi alasan keamanan seseorang membubuhkan tulisan atau logo transparan di atas foto jeperetan pribadi atau hasil karya digitalnya. Belakangan sedang marak jual beli via online di mana toko-toko tanpa bangunan fisik sudah jamak bermunculan di internet.

Mereka membangun brand atas koleksi produk yang dijual dan tak jarang foto-fotonya disertai dengan watermark logo toko mereka. Bagi online shop pemula tentu penasaran ingin melakukan hal serupa dengan foto-foto barang jualannya. Trik berikut ini akan menjawab rasa penasaran tersebut.

Tentunya trik ini tidak terbatas pada para online shop, siapa saja bisa menggunakannya (fotografer, desainer grafis atau orang awam sekalipun). Berikut tahapan-tahapannya:

Langkah 1 Membuka File Logo

Buka file logo yang akan digunakan sebagai watermark di Adobe Photoshop. Tekan Ctrl+A (Select All) dan garis putus-putus akan muncul di sekeliling halaman logo lalu Ctrl+C (Copy), berikutnya file logo ini sudah bisa ditutup.

tutorial photoshop

Langkah 2 Membuka File Artwork


Buka file foto atau artwork yang akan diberi watermark. Lalu tekan Ctrl+V (Paste) di atasnya dan file logo yang tadi sudah di-copy kini muncul di atas file foto. Apabila ukurannya terlalu besar, klik Move Tool untuk memunculkan pointer lalu tekan Shift (supaya hasil resize tidak penyet atau tertarik ke sana-ke mari) sambil menekan pointer bagian ujung (yang mana saja).

Geser pointer tersebut ke arah dalam hingga ukurannya menjadi lebih kecil. Lakukan sebaliknya ketika menginginkan ukuran logo menjadi lebih besar, tetapi cara ini tidak disarankan karena bila resolusi gambar logo rendah hasilnya akan menjadi kabur (pixel terpecah-pecah). Apabila ukuran dirasa cukup, klik Enter.


tutorial photoshop

Memposisikan Logo


Sekarang posisikan logo di tempat yang diinginkan selama Move Tool masih aktif, dengan menekan Ctrl lalu posisikan kursor di tengah gambar logo dan geser gambar ke posisi yang dihendaki. Pastikan tidak menutupi fokus utama foto atau karya Anda."

Membuat Logo Menjadi Transparan


Kini saatnya membuat logo menjadi transparan. Perhatikan opsi Opacity di Layer Tab, di sampingnya terdapat angka 100%. Angka tersebut merupakan seberapa banyak transparan yang ditampilkan pada foto, semakin rendah angkanya maka semakin tinggi tingkat transparansi logo Anda.

Klik tombol segitiga di samping angka lalu geser indikatornya ke kiri untuk mendapatkan efek transparan. Tidak disarankan untuk menggeser panel indikator hingga di bawah 20% karena logo akan tampak tenggelam dengan foto dan tidak bisa tampil secara optimal.

tutorial photoshop

Langkah Watermark dengan Tulisan


Tahapan pada langkah 3 adalah tahap terakhir sebelum foto disimpan dalam format .JPG. Namun, bagaimana bila tidak memiliki logo dan hanya ingin menambahkan tulisan watermark saja pada foto? Ikuti tahapan di bawah ini:

Membuka file Artwork


Anda hanya perlu membuka file foto atau artwork lalu mulai membuat tulisan di atas file tersebut. Klik Type Tool, lalu klik dan tarik kursor hingga membuat garis putus-putus berbentuk kotak (ukuran bisa sesuai selera). Posisikan di mana saja tidak menjadi masalah, tulisan bisa dipindah dengan cara seperti memindah posisi logo di tahap ke-3 di atas.

Ketika kotak tersebut sudah terbentuk, mulailah mengetikkan tulisan yang ingin digunakan sebagai watermark. Mengenai jenis font dan ukuran, silahkan melakukan penyesuaian di toolbar di bagian atas yang muncul ketika Type Tool diklik. Warna tulisan yang umum digunakan sebagai watermark adalah warna putih, gunakan Swatches Tab di sisi kanan lembar kerja untuk memilih warna.


Membuka file artwork


Membuat Tulisan Transparan
Ketika tulisan sudah siap, klik Rectangular Marquee Tool atau tool yang mana saja untuk mematikan format Type Tool. Dengan demikian, opsi Opacity bisa diaktifkan (lihat Layer Tab). Pada titik ini, pastikan layer tulisan sudah terpilih, baru kemudian proses transparansi bisa dilakukan. Ikuti tahap ke-4 di atas untuk membuat efek transparan pada tulisan.


mematikan format Type Tool. 

mematikan format Type Tool.


Hasil Watermark
Ketika posisi, ukuran dan konten tulisan maupun logo sudah sesuai, silahkan save as dokumen dalam format .JPEG. Hasilnya bisa dilihat pada gambar di bawah.

watermark photo

;

watermark photo

Penutup

Watermark memang melindungi karya kita dari tindak pembajakan dunia maya, namun bukan berarti kita bisa bebas mengambil foto atau artwork tanpa identitas pemilik lalu menambahkan watermark dan mengakunya sebagai milik kita. Bagaimanapun juga, tindak pembajakan maupun pencurian


Ini Bedanya Fotografer Pro & Amatir


Ilustrasi (Info Fotografi)
Jakarta - Secara umum, fotografi amatir diartikan sebagai orang yang mencintai fotografi dan tidak menghasilkan uang dari kegiatan tersebut. Sedangkan fotografer pro adalah seorang fotografer yang menghasilkan uang dari fotografi. 

Definisi di atas agak janggal karena hanya melihat dari sisi luarnya saja. Sesuai definisi tersebut, banyak fotografer pro memiliki hasil karya yang di bawah standar. Di lain pihak, banyak yang masuk definisi fotografer amatir tapi memiliki karya yang jauh lebih bagus dan konsisten. 

Bukannya agak aneh memberikan gelar 'pro' kepada tukang foto keliling dan 'amatir' kepada fotografer yang menghasilkan karya yang spektakuler tapi tidak menjual jasa/karyanya?

Maka itu, menurut saya perlu ada redefinisi istilah amatir dan fotografer pro supaya lebih sesuai. Definisi pro dan amatir seharusnya tidak berdasarkan masalah uang semata. 

Menurut yang saya amati, fotografer pro dan amatir memiliki perbedaan yang kontras dalam cara pikir dan kebiasaan mereka. Ciri-ciri di bawah ini tidak hanya berlaku dibidang fotografi saja tapi juga di bidang pekerjaan lainnya.

Pro bekerja dengan konsentrasi tinggi dan cenderung menjelajahi sesuatu secara mendalam, sedangkan amatir mudah teralihkan perhatiannya dan biasanya mempelajari sesuatu hanya sebatas di permukaan. Misalnya, profesional giat belajar dan konsisten dalam berlatih. 

Sedangkan amatir berlatih kalau hanya suasana hatinya lagi bagus saja. Saat pro berlatih di studio, amatir sibuk dengan BlackBerry, Twitter dan Facebooknya. Sewaktu praktik juga sering tidak serius. Jika pergi ke suatu tempat, Pro akan menjelajah lebih lama tentang tempat itu, mencari tahu apa keunikan dan karakter suatu tempat. 

Kalau perlu nungguin dari pagi sampai malam untuk mendapatkan cahaya yang paling sesuai dengan imajinasinya. Jika bertemu seseorang, fotografer pro akan mencoba mengenal dan menggali lebih dalam tentang orang tersebut. 

Sedangkan amatir akan sekadar jeprat-jepret lalu kembali naik ke mobil. Profesional tahu apa yang harus dikerjakan dan jalan mana yang harus ditempuh. Jalan tersebut kecil dan terjal, tapi jelas dan tidak bercabang. Sedangkan amatir senantiasa terpengaruh dengan jalan yang bercabang-cabang dengan tujuan yang tidak jelas.

Amatir sangat membutuhkan pengakuan dari kelompok/gangnya. Maka itu banyak amatir yang menempelkan watermark yang berisi kata-kata yang dianggap keren seperti 'Blablabla Photoworks' dan kemudian sibuk men-tag orang-orang yang berada di jejaring sosial dengan agresif. 

Kalau dapat banyak 'like' atau komentar yang bagus rasanya tubuh jadi ringan, rasanya seperti melayang. Masalahnya, 'like' di Facebook kebanyakan itu sebagai bentuk dukungan teman saja tapi belum berarti karyanya bagus. Ironisnya, amatir juga takut hasil fotonya terlalu bagus. Jika fotonya terlalu menonjol dari yang lainnya, kemungkinan besar akan dikritik dan dikucilkan oleh 'gengnya'.

Mungkin salah satu hal yang paling membedakan antara pro dan amatir adalah amatir suka mencari jalan pintas sedangkan pro siap menjalani jalan yang sulit dan panjang untuk mencapai impiannya. Salah satu contohnya, amatir biasanya mencoba mengatasi masalah mereka dengan membeli kamera dan lensa baru. Harapannya mainan baru tersebut dapat mengatasi kekurangan teknik dan seni mereka dengan cepat. 

Saat mengajak mengikuti kursus fotografi, kadang-kadang saya mendapatkan komentar kok mahal?, jawaban semacam ini yg selalu mengagetkan karena saya tahu peralatan fotografi mereka rata-rata tidak kurang dari Rp 10 juta, belum lagi aksesorisnya.

Di lain pihak, pro menyadari peralatan yang sesuai saja tidak cukup, seni dan teknik lebih penting untuk terus dipelajari dan diasah. Amatir yang ingin menjadi pro terus menerus belajar dan praktik yang konsisten.

Tidak mudah menjadi pro, karena pasti akan banyak kritik dan rintangan. Seringkali rintangan itu dari diri sendiri. Mungkin kita sudah merasa puas diri dan nyaman dengan kehidupan sebagai amatir, dan itu wajar saja. Tidak jarang juga amatir menyalahkan orang lain atau suasana misalnya keluarga, teman, bos yang tidak mendukung hobi kita. 

Amatir biasanya mundur dari hobinya kalau bertemu rintangan-rintangan, kalau pro lanjut terus, malah menularin orang-orang yang tadinya tidak mendukung he he he.. Berita baiknya, menjadi pro itu gratis. Kita hanya perlu mengubah pandangan kita dan kebiasaan kita. Keputusan menjadi pro itu imbalannya besar. Kita bisa menggapai impian dan melakukan apa yang benar-benar kita cintai.

Pro:

1. Berkonsentrasi tinggi, rutin praktik

2. Mementingkan kedalaman suatu foto/cerita

3. Konsisten menghasilkan karya yang baik

4. Siap dan bersedia untuk menempuh jalan yang sulit dengan tujuan mendapatkan hasil foto yang bagus

5. Mendapatkan banyak rintangan tapi tidak cepat mundur dan putus asa

Amatir:

1. Sering teralihkan perhatiannya (distracted), hasil foto tidak konsisten dan biasanya tergantung mood

2. Membutuhkan pengakuan dari kelompok, teman atas hasil karyanya

3. Takut fotonya kurang bagus/kurang diterima, takut terlalu bagus sehingga dikritik atau dikucilkan

4. Berusaha mencari jalan pintas supaya fotonya bagus, salah satunya dengan membeli alat fotografi yang mahal

5. Saat menemukan rintangan, amatir cepat menyerah dan berhenti

Tips Fotografi: Mengatur Komposisi Skala Pada Fot


Ilustrasi (Info Fotografi)
Jakarta - Memasukkan elemen manusia ke dalam foto, otomatis memberikan kesan skala pada foto. Tanpa unsur manusia atau hal-hal yang mudah dikenali, pemirsa tidak bisa mengetahui seberapa besar dan luas pemandangan tersebut. 

Misalnya, pendaki gunung akan memberikan gambaran berapa tinggi dan besar gunung yang didaki, orang yang mandi di bawah air terjun memberikan gambaran seberapa tinggi dan megah air terjun, perahu di tengah danau dan sebagainya.

Ada beberapa tips untuk menerapkan komposisi skala ini lebih efektif yaitu:

Pilihlah latar belakang yang relatif bersih/polos. Misalnya di gunung, sawah yang hijau, langit dan laut yang biru. Jangan tempatkan manusia atau hal-hal lain ditengah-tengah pohon-pohon yang beraneka ragam warna dan bentuknya. 

Jangan meletakkan subjek foto terlalu dekat dengan kamera, karena akan membuat latar belakang menjadi terkesan sempit atau kecil. Tidak perlu selalu memasukkan elemen manusia untuk memberikan kesan skala, tapi subjek lain juga bisa, asal mudah dikenali, seperti motor, mobil, rumah dan sebagainya.

ISO 800, f/8, 1/320 detik

Foto diatas ini dibuat saat saya berkunjung ke situ Cileunca, sebuah danau di daerah Pangalengan, selatan Bandung. Saat itu hujan deras dan saya menemukan seseorang yang sedang memancing dengan payung yang berwarna cerah. Warna payung yang kontras dengan hijaunya pohon-pohon tinggi di latar belakang yang menarik perhatian saya untuk memotret.

Dengan mengunakan jarak fokus lensa 70mm (46mm di kamera bersensor APS-C), sengaja saya biarkan payung tersebut agak kecil sehingga memberikan kesan skala bahwa alamnya sangat luas dibandingkan dengan payungnya.



ISO 900, f/8, 1/320 detik

Di lokasi yang tidak terlalu jauh, saya tertarik memotret adegan dimana ada dua orang yang sedang mengamati pemandangan dari sebuah Saung dari atas bukit. Kita memang tidak bisa melihat detail orang-orang tersebut tapi kita bisa merasakan suasananya. Komposisi pohon dan saung yang mengikuti aturan sepertiga (rule of thirds) juga memberikan efek visual yang menarik.


Tips Komposisi Fotografi: Belajar Melihat Secara Abstrak


Ilustrasi (Info Fotografi)
Jakarta - Salah satu keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat membuat komposisi foto yang bagus adalah kemampuan melihat secara abstrak. Saat saya memotret pantai misalnya, yang saya lihat bukan hanya matahari, batu, air, tapi saya juga melihat bentuk, warna, garis dan hal-hal abstrak lainnya.

Kemampuan menyederhanakan pemandangan yang kompleks merupakan ketrampilan yang penting untuk fotografer yang ingin membuat komposisi foto yang lebih bagus.

Ada beberapa elemen yang penting yang harus selalu kita perhatikan sebelum memotret:

Form/bentuk: Bagaimana bentuk subjek foto? Apakah beraturan atau simetris? Apakah berbentuk segitiga, persegi atau lingkaran? Setiap orang menyukai bentuk tertentu dan setiap orang merespons bentuk secara berbeda. Jadi tidak ada bentuk yang terbaik. Yang penting adalah bagaimana kita menyusun (menempatkan) subjek foto di dalam frame foto.

Garis: Elemen garis mengarahkan mata kita menuju subjek utama. Garis yang lurus mencerminkan ketegasan dan kekuatan, garis lengkung sifatnya lebih lembut dan dinamis. Garis lengkung dapat digunakan untuk mempertahankan pemirsa dalam foto, misalnya foto subjek yang berbentuk spiral.

Gelap terang: Mata pemirsa biasanya melihat ke daerah yang terang terlebih dahulu, dilanjutkan dengan daerah yang gelap. Gunakan fakta ini untuk menuntun mata pemirsa untuk melihat subjek yang ingin ditonjolkan, dan yang mana yang ingin disembunyikan.

Warna: Warna yang hangat seperti merah, kuning, jingga dan yang saturasinya (kejenuhannya) tinggi akan menarik perhatian. Warna yang tidak terlalu pekat atau hitam putih akan meningkatkan perhatian ke bentuk, garis dan gelap terang.

Ada beberapa contoh yang membantu saya mengkomunikasikan apa yang saya lihat saat memotret foto-foto di bawah ini:

 

Bentuk segitiga pada Candi Plaosan ini menarik perhatian saya


 

Matahari yang terang, dan bentuk tubuh manusia menarik perhatian mata.


 

Garis yang terbentuk dari jembatan ini mengarahkan mata ke bagian atas foto


 

Garis-garis awan dan susunan batu mengarahkan mata ke matahari terbit


mining