Rangakaian kata - kata itu pun semakin hilang dan tak terucap.
Semuanya sunyi dan membisu, tak ada satupun yang peduli, dan tak sedetikpun waktu yang menyertakan harapan.
Disini .......
Kumengenang hari - hari yang telah berlalu yang telah membawaku kedalam kebekuan jiwa. Surya tenggelam mengundang rembulan, kusaksikan pergantian masa. Masa yang telah melangkahkan kakiku melewati jalan yang berdebu, debu yang datang melekat dan tak hilang. Dikakiku, ditanganku, ditubuhku..........
Debu yang telah menutupi kebusukan jiwa diri dalam nista bersama dosa, terhina....tercela oleh orang dan diri.
Setiap pandangan mataku, menatap alam berdebu yang mengelilingi tubuhku, mengotori rambutku, kulitku, pakaianku.
Dan disetiap detikpun kini hanya tergeletak jiwa - jiwa yang kosong yang terus bergema jerit kematian tangis pedih keputus asaan.
Kutersesat, melangkah dalam gulita malam yang pekat.....gelap.
Kuberjalan dengan belenggu hati dalam mimpi yang tak terbangunkan, disini aku hanya diam membeku tak mampu berbunga dan berbuah dalam kebekuan jiwa, disetiap waktuku.
Ayunan kekiku melangkah tanpa tujuan menyusuri jalan tanpa kepastian, berlari, berhenti, tak menentu. Mata - mata yang hampir buta, memandang suram...., terbuka, terpejam, meski tak mengerti. Lidah - lidah yang hampir kaku berkata tanpa ragu, berucap, terdiam, seakan tahu segalanya dan telinga - telinga yang hampir tuli, mendengar tiap hari segala suara tanpa batas namun tak terbekas.
Semua terjadi tanpa kusadari, kini aku tidak kenal siapa aku .. Terbesit sebuah rasa dihati tentang kekufuran diri.....tentang syukurku yang telah pergi. Didepan cermin kuberkaca kulihat sesosok tubuh berdiri tanpa suara, matanya memandang hina menatapku penuh cela. Senyum tipis dibibirnya hampir sirna berhias seribu cerca. Kini yang aku kenal hanyalah tentang kesombongan yang singgah didalam diri, tentang keangkuhan tanpa kesadaran nurani.
Terkadang kuinginkan yang hilang kan terulang, terkadang aku juga ingin yang pergi tuk kembali dan berharap yang duka sirna selamanya. Terkadang kubercerita dalam hampa tanpa kerja, walaupun terkadang kusesali yang terjadi menimpa diri.
Terkadang kuramaikan suasana dengan canda tawa penghapus lara dan setelah itu kusunyikan suasana dalam kebersamaan dengan kesendirian.....