Pages

Subscribe:

Labels

Wednesday, March 27, 2013

Tokoh Wayang Pandawa Lima Sebagai Media Dakwah Islam

Pandawa lima adalah sebutan untuk sebuah keluarga didunia pewayangan yang terdiri dari lima orang laki - laki bersaudara pembela dan pejuang kebenaran. ternyata seperti halnya tokoh - tokoh pewayangan lain seperti Ramayana, punakawan dan lainnya. Pandawa Lima juga mengandung makna yang mendalam sesuai dengan ajaran agama islam.

Dalam Pewayangan, Pandawa Lima lebih dikenal dengan istilah Pendawa, Lima kependekan dari Pendalaman Wawasan. Lima adalah maksudnya membina dan membimbing umat agar lebih memperdalam lebih jauh tentang apa arti sesungguhnya tentang Rukun Islam yang lima dan apa makna filosofinya dalam perilaku hidup muslim.

Dalam dunia pewayangan arti Pandawa Lima adalah merupakan visualisasi dari rukun islam yang lima, maksudnya bahwa figur Pandawa Lima itu merupakan gambaran rukun islam yang lima. Berikut uraian tokoh - tokoh Pandawa Lama :

1. Yudhistira (Puntadewa/Satria Pembarep?ksatria Tertua)

Yudhistiramerupakan sulung dari para Pandawa, Dia memiliki sifat jujur, adil, sabar, taat, dan penuh percaya diri. dikisahkan juga bahwa selama hidupnya, Yudhistira tidak pernah berbohong. Yudhistira mahir menggunakan tombak sebagai alat perang. Dikisahkan juga bahwa setelah perang Barathayuda, Yudhistira adalah pemegang tahta kerajaan Hastinapura. Yudhistira mempunyai senjata "Jimat Kalimasada", alih bahasa dari kalimat syahadat, yaitu sebuah kalimat utama dalam agama islam. Kalimat tersebut berisi pengakuan tentang adanya Tuhan yang Maha Tunggal, serta Nabi Muhammad sabagai utusan-Nya.

Tentang Kalimasada :
Menurut pendapat tersebut, istilah Kalimasada diciptakan oleh Sunan Kalijaga, salah seorang penyebar agama islam dipulau Jawa pada abad ke-16. Konon, Sunan Kalijaga menggunakan wayang kulit sebagai media dakwah, antara lain ia memasukan istilah Kalimat Syahadat ke dalam  dunia pewayangan. Namun pendapat lain mengatakan bahwa sebelum datangnya agama islam, sitilah Kalimasada sudah dikenal dalam kesustraan jawa. Pendapat ini antara lain dikemukakan oleh Dr. Kuntar Wiryamartana SJ. IStilah Kalimasada bukan berasal dari kata Kalimat Syahadat, melainkan berasal dari kalimat Kalimahoaddha.
Istilah Kalimahosaddha ditemukan dalam naskah kakawin Bharatayudha yang ditulis pada tahun 1157 atau abad ke-12, pada masa pemerintahan Maharaja Jayabhaya dikerajaan Kediri. Istilah tersebut jika dipilah menjadi Kali-Maha-Usaddha, yang bermakna "obat mujarab Dewi Kali". Kakawain Bharatayuddha mengisahkan perang besar antara keluarga Pandawa melawan Korawa. Pada hari ke-18 panglima pihak Korawa yang bernama Salya bertempur melawan Yudhistira. Yudhistira melemparkan kitab pusakanya yang bernama pusaka Kalimahosaddha ke arah Salya. Kitab tersebut berubah menjadi tombak yang menembus dada Salya.

Dari Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah  Kalimahosaddha sudah dikenal masyarakat Jawa sejak beberapa abad sebelum munculnya Sunan kalijaga. Mungkin yang terjadi adalah Sunan Kalijaga memadukan istilah Kalimahosaddha dengan kalimat Syahadat menjadi kalimasada sebagai sarana untuk berdakwah. Tokoh ini memang terkenal sebagai ulama sekaligus budayawan di Tanah Jawa, oleh karena itu Yudhistira  merupakan gambaran Rukun Islam yang pertama yaitu Dua Kalimat Syahadat (karena disebutkan bahwa dia mempunyai Jimat Kalimasada.

2. Bima (Bratasena/Satrio Penegak Pandowo/Ksatria Penegak Pandawa)

Bima adalah anak kedua dari keluarga Pandawa. Bima memiliki artu "mengerikan" dalam bahasa sansekerta. Mungkin hal ini karena Bima memang memiliki perawakan yang besar diantara saudaranya yang lain. Tak heran, ima menjadi Panglima perang dalam perang Baratayudha, memimpin tentara Pandawa. Bima diceritakan memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, jujur, tabah, dan patuh. Selain itu Bima dikenal sebagai tokoh yang tidak suka basa basi. Dikisahkan juga bahwa Bima adalah titisan bayu dewa angin yang menjelma menjadi Pandu saat menikahi dewi Kunti. Bima mahir menggunakan senjata gada yang terkenal dengan nama Rujakpala, tidak ketinggalan senjata lainnya yaitu Kuku Bima yang dinamakan Pancakenaka. Pada perang Baratayudha, Bima adalah tokoh penutup perang yang berhasil membunuh Duryodana, pemimpin tertinggi Kurawa. Bima memiliki anak perkawinannya dengan Dewi Arimbi yang bernama Gatotkaca.

Bima digambarakan selalu siap dengan senjata pamungkasnya yaitu Kuku Pancakenaka yang diartikan sholat lima waktu haruslah ditegakkan dalam keadaan apapun. Julukan Ksatria penegak ini merefleksikan ibadah Sholat sebagai Tiang Agama atau Penegak Agama, ,oleh karena itu, Bima digambarkan sebagai Rukun Islam yang kedua yaitu Menegakkan Sholat.

3. Arjuna (Wijaya/Satrio Penengah Pandowo/ksatria Penengah Pandawa)

Arjuna adalah anak ketiga. Dikisahkan Arjuna merupakan titisan dewa Indra, raja semua Dewa. Dikisahkan Arjuna memiliki sifat mulia, cerdik, berani, berjiwa ksatria, imannya kuata, tahan terhadap godaan duniawi, gagah berani, dan selalu berhasil merebut kejayaan. Arjuan adalah tokoh yang paling rupawan diantara saudara - saudaranya. Sehingga tidak heran, kalau Arjunasering dianalogikan sabagai lelaki yang tampan, gagah, dan gentle dikehidupan dunia sekarang. Arjuna lihai memainkan senjata panah. Dalam perang Baratayudha, Arjuna menggunakan Pasupati, nama panahnya untuk membunuh Bisma, panglima besar Kurawa. Dalam perang juga, Arjuna dikenal sebagai ksatria tanpa tanding karena saat bertempur, Arjuna tidak pernah sekalipun menemui kekalahan. Arjuna memiliki banyak istri karena ketampanannya, salah satunya yang terkenal adalah dewi Srikandi yang membantu Arjuna membunuh Bisma.

Raden Arjuna digambarkan sebagai tokoh yang sangat tampan, lemah lembut, pemberani, pemanah ulung, pembela kebenaran, dan idola kaum wanita. Ini merefleksikan ibadah Puasa wajib dibulan Ramadhan yang penuh hikmah dan pahala sehingga menarik kaum muslim untuk beribadah sebanyak - banyaknya. Keahlian Raden Arjuna dalam bertempur dan memanah ini merefleksikan ibadah Puasa sabagai senjata untuk melawan hawa nafsu. Orang berpuasa banyak godaan hawa nafsu setan apabila tidak kuat menghindarinya pasti akan jebol pertahannannya.

Arjuna merupakan gambaran Rukun Islam yang ke-tiga yaitu Puasa di Bulan Ramadhan, hal ini karena dia mempunyai kesaktian yang tak terkalahkan dan sesuatu yang menyenangkan pandangan, karena dia gemar Tirakat/bertapa (berpuasa) dan gemar menahan nafsu.

4. Nakula (Ksatria Kembar)

Nakula adalah anak keempat dari Pandawa  dan lahir dari perwkawinan antara Pandu dengan dewi Madri, Nakula diceritakan memiliki sifat taat, setia, belas asih, tahu membalas budi, dan menyimpan rahasia. Nakula memiliki saudara kembar, yaitu Sadewa. Nakula juga terkenal sebagai orang tampan namun tidak seperti Arjuna yang rendah hati dengan ketampanannya. Nakula lebih membanggakan ketampanannya dan tidak mau mengalah. Nakula lihai memainkan senjata pedang pada perang Baratayudha. Kelebihan lainnya yang dimiliki Nakula adalah ilmu pengobatan, karena Nakula dipercaya sebagai titisan dewa Aswin, dewa pengobatan. Selain itu, Nakula lihai mengendarai kuda dan memiliki ingatan yang sangat tajam dan tidak terbatas.

Nakula adalah gambaran Rukun Islam yang ke-empat yaitu membayar Zakat, hal ini karena dia gemar bersolek dengan pakain bagus dan bersih, suka memberi serta belas kasih pada kaum lemah, lambang orang kaya yang Dermawan/suka memberi infaq, shadaqah dan zakat.

5. Sadewa (Ksatria Kembar)

Sadewa adalah bungsu dari Pandawa lainnya. Merupakan kembaran dari Nakula, jika Nakula dianugerahi ketampanan, maka Sadewa dianugerahi kepandaian, terutama dalam bidang astronomi, sehingga Sadewa memiliki kemampuan meramal untuk masa depan. Sifat Sadewa adalah bijak dan pandai, bahkan Yudisthira pernah berkata bahwa Sadewa memiliki kebijaksanaan lebih tinggi daripada Wrehaspati, guru pada Dewa. Dikisahkan juga bahwa Sadewa adalah tokoh yang berhasil membunuh Sengkuni, paman para Kurawa yang terkenal dengan kelicikannya dan pintar menghasut. Sadewa berhasil membunuh Sengkuni dengan kecerdikan dan kepandaian yang dia miliki, Sadewa merupakan tokoh pendiam dalam kisah Mahabharata.

Sadewa digambarkan sebagai Rukun Islam yang ke-lima yaitu kewajiban pergi Haji, hal ini karena Sadewa suka melancong, mengembara mencari ilmu dan hikmah ditempat - temapat sejarah. Zakat dan Haji digambarkan sebagai dua ksatria kembar Nakula Sadewa, mereka jarang muncul sebagaiman zakat dan haji diwajibkan bagi orang yang mampu, akalu tidak ada Nakula Sadewa maka Pandawa akan runtuh dan hancur begitu pula umat islam jika tidak ada para hartawan yang sanggup membayar zakat dan menunaikann ibadah haji, fakir miskin dakan terancam kekafiran dan kemurtadan. Kesenjangan sosial tidak terjembatani.

Monday, March 25, 2013

8 Trik Membuat Foto Traveling Terbaik dengan Kamera Ponsel


Dengan alasan praktis, banyak traveler yang lebih memilih mengabadikan momen jalan-jalan lewat kamera ponsel. Meski begitu, Anda tetap bisa mendapatkan hasil terbaik, dengan 8 cara ini.

Ada banyak cara yang bisa turis lakukan untuk bisa mengenang perjalanan. Bisa dengan membeli cinderamata khas, atau dengan mengabadikan momen lewat jepretan kamera. Percaya atau tidak, untuk bisa mendapatkan foto terbaik ketika traveling, Anda tak harus menggunakan kamera profesional.


Saat ini sudah banyak ponsel yang juga dilengkapi kamera canggih. Meski begitu, beberapa trik tetap diperlukan untuk mendapatkan hasil jepretan terbaik. Diintitp dari Smarter Travel, Senin (24/3/2013) inilah cara jitu untuk mendapatkan hasil foto traveling terbaik, dengan kamera ponsel:


1. Manfaatkan aplikasi 'grid'


Cara mudah untuk menciptakan foto bagus adalah dengan mengaktifkan aplikasi grid di ponsel Anda. Grid adalah aplikasi yang akan memunculkan garis-garis di layar kamera. Dengan menggunakan grid, Anda bisa mengatur komposisi gambar yang akan diambil.

2. Cari angle terbaik untuk dipotret


Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah mempertimbangkan angle. Angle adalah sudut pandang yang akan diambil. Cari angle paling menarik menurut Anda untuk diabadikan.

Anda bisa menemukan angle terbaik dari atas gedung atau tempat mana pun. Jangan takut untuk menaikkan atau menurunkan ponsel hingga ke permukaan tanah untuk mendapatkan angle terbaik.


3. Jangan gemetar


"Tidak ada yang bisa merusak foto kecuali blur," kata salah seorang fotografer profesional, seperti yang dikutip Smarter Travel.


Jadi, ketika memegang kamera, pastikan Anda telah memegangnya dengan stabil. Jika satu tangan dianggap belum bisa menstabilkan pegangan, gunakan dua tangan untuk memegang kamera. Ini membantu agar Anda tidak gemetaran ketika memotret, yang bisa menghasilkan foto blur.


4. Edit foto


Ini dia hal yang paling sering dilakukan banyak traveler. Agar foto hasil jepretannya tampak bagus, Anda bisa mengedit dengan berbagai macam efek.


Saat ini sudah banyak tersedia aplikasi yang bisa menyulap foto biasa menjadi tampak luar biasa. Anda bisa mengatur efek, kontras atau pun tingkat ketajaman warna.


5. Manfaatkan cahaya matahari dengan baik


Jika ingin memotret lanskap, sebaiknya Anda mengambilnya ketika cahaya matahari tidak terlalu terang, seperti sore hari. Jika mengambil gambar pada siang hari, cahaya matahari yang terlampau terik bisa menutup sebagian lanskap. Foto yang didapatkan pun tidak akan bagus karena sebagian pemandangan terlihat begitu silau.


6. Gunakan aplikasi HDR


Jika kamera ponsel Anda memiliki aplikasi HDR (High Dynamic Range), manfaatkan layanan ini. Foto yang diambil menggunakan HDR akan menghasilkan dua gambar, yaitu foto yang jelas dan foto bayangan. Untuk mendapatkan hasil terbaik, Anda bisa menggabungkan kedua foto ini.


7. Zoom in


Untuk lebih fokus terhadap objek potret, Anda bisa menggunakan tombol zoom in. Ini adalah aplikasi yang bisa memfokuskan gambar dengan subjek yang diinginkan.


8. Gunakan aplikasi panorama


Untuk mengambil gambar yang lebih luas, saat ini telah tersedia aplikasi panorama untuk banyak ponsel, khususnya tipe smartphone. Panorama akan membantu Anda mengambil gambar dengan luas hanya dalam sekali jepretan.


Sumber : Detik Travel

Tuesday, March 19, 2013

Mencari Humor di Antara Pemimpin


Suatu saat, Gubernur Jakarta Joko Widodo ditanya wartawan perihal Hercules. Alih-alih menjawab dengan muka masam atau mimik serius lainnya, Jokowi malah berujar, “Uang siapa itu yang jatuh!” Sontak, wartawan melihat ke lantai, dan tahulah mereka bahwa Pak Gubernur bergurau. Begitulah salah satu cara Jokowi berkelit dari pertanyaan.
Humor rasa-rasanya sudah cukup lama menghilang dari cara berkomunikasi para pemimpin publik. Pengamatan saya ini barangkali keliru; mungkin saja. Tapi, secara umum, begitulah yang saya rasakan: hilangnya humor yang segar, bukan lelucon yang diniatkan untuk menertawakan orang lain. Jokowi dan Menteri Dahlan Iskan mengisi kekosongan humor itu.
Dalam diri para pemimpin, humor dan kerendahan hati berjalan berdampingan. Tapi humor sekaligus juga bukti kepercayaan diri yang besar. Dengan sense of humor yang tinggi, seorang pemimpin mampu menyiasati situasi yang menekan dirinya. Menjawab pertanyaan yang menyudutkan tak mesti dengan argumen yang serius.
Ada banyak alasan mengapa pemimpin memerlukan humor.
Humor meredakan ketegangan. Ketika situasi rapat begitu tegang karena perselisihan pendapat di antara pesertanya, humor yang dilontarkan pemimpin dapat mencairkan suasana. Humor menjadikan suasana rileks kembali sehingga setiap orang bisa berpikir jernih.
Almarhum Gus Dur menggunakan humor untuk mengendalikan situasi. Gus Dur mempunyai kepekaan untuk menyampaikan humor yang cerdas pada saat yang tepat. Ia tahu bagaimana menarik perhatian publik kepada dirinya. Dan, swear, humornya Gus Dur itu benar-benar serius lho!
Humor dapat melunakkan penerimaan terhadap kabar buruk. Yah, berita yang didengar barangkali buruk. Tapi pemimpin yang kuat percaya bahwa selalu akan ada jalan keluar dari kesulitan. Karena itu ia berusaha memompakan rasa optimistis saat mengabarkan kabar buruk. “Ayolah, hidup mesti jalan terus, kan masih ada hari esok,” ujar si pemimpin sembari tersenyum (bukan dengan wajah cemberut) melihat karyawannya lemah semangat. “Betul lho, masih ada hari esok. Ada yang tak ingin melihat hari esok?”
Humor sangat berguna untuk membangun kerjasama tim. Pemimpin yang hebat tahu beragam cara untuk menciptakan kohesivitas tim, antara lain dengan menyusupkan humor.
Humor yang segar, bukan yang menertawakan orang lain, bisa menjadi daya tarik agar orang lain mengikuti Anda. Sebagai pemimpin, humor membuat orang fokus perhatiannya kepada diri Anda. Orang juga menjadi ingat pada hal-hal penting yang Anda kemukakan bila penyampaiannya disertai, misalnya, anekdot.
Humor juga bisa memotivasi. Ketimbang dimarahi-marahi, orang bisa jadi lebih tergerak bila dinasihati dengan cita rasa humor. Sebagai alat untuk memotivasi, humor bisa jadi lebih ampuh efek positifnya daripada slogan-slogan, jargon-jargon, dan marah-marah.
Mungkin masih banyak lagi manfaat humor. Sayangnya, sejauh yang banyak tampil di muka publik, para pemimpin kita seperti kekurangan sense of humor. Padahal, seperti kata Dwight Eisenhower, pemimpin AS, “A sense of humor is part of the art of leadership, of getting along with people, of getting things done.” ***
Sumber : Blog Tempo

Monday, March 4, 2013

Hadapi Bencana, UKM Diimbau Hijrah ke Cloud



Kehilangan data merupakan mimpi buruk bagi setiap perusahaan.Nah, salah satu penyebab lenyapnya 'harta karun' perusahaan tersebut bisa lantaran bencana yang melanda. Ya, siapa yang bisa menebak datangnya.

Ancaman ini pun tak hanya menyasar perusahaan besar, kalangan usaha kecil dan menengah (UKM) juga bisa menjadi korban jika mereka tak bersiap diri. Khusus untuk UKM, diimbau tak ada salahnya jika mulai melirik teknologi awan.

Teknologi yang dimaksud tentu saja virtualisasi dan cloud computing yang belakangan lagi booming. Menurut Symantec, virtualisasi tengah menjadi suatu tren tersendiri di kalangan UKM, dengan 34% di antaranya tengah mengimplementasikan atau telah mendapatkan keuntungan dari virtualisasi server. 

Sementara cloud computing lebih populer lagi, dengan presentase 40% mengimplementasikan komputasi awan publik dan jumlah yang sama (43%) menerapkan komputasi awan pribadi.

Dalam kasus komputasi awan pribadi, 37% melaporkan bahwa kesiagaan bencana mempengaruhi keputusan mereka, sama dengan 34% yang mengatakan bahwa hal ini mempengaruhi komitmen mereka terhadap pengadopsian komputasi awan publik dan virtualisasi server.

Dari survei yang dihimpun oleh Symantec tersebut, menunjukkan bahwa betapa pentingnya inovasi untuk menghadapi tantangan tersebut. Symantec selaku penyedia layanan keamanan merekomendasikan pelaksanaan sejumlah hal untuk itu, yakni memulai perencanaan kesiagaan, pengimplementasian teknologi strategis, melindungi informasi, serta melakukan review dan uji kesiagaan bencana.

"Kehilangan data adalah risiko keamanan terbesar, selain ancaman-ancaman lain yang common seperti virus. Jika dibandingkan dengan negara lain secara global, kondisi ancaman di Indonesia merepresentasikan keadaan yang hampir sama. Indonesia itu emerging, IT juga sudah cukup berkembang pesat," ujar Fransiskus Andi Indromojo selaku Technical Consultant Symantec.


Sumber : detikinet

Sunday, March 3, 2013

5 Cara Kreatif Foto Traveling dengan Bermain Latar Depan


img

Patung dipergunakan untuk memperkuat cerita reruntuhan gereja tua di Macau (Ari Saputra/detikTravel)

Saat jalan-jalan, seringkali traveler berfoto dengan mencari-cari latar belakang (background) yang unik dan ikonik. Padahal, jika memutar otak, kita bisa menemukan objek untuk menjadi latar depan (foreground) yang menarik. Begini caranya!

Background biasanya berupa gedung ataupun bangunan khas di kota itu. Secara fotografi, background tersebut dapat berfungsi sebagai penguat cerita bahkan salah satu unsur utama dalam sebuah foto. Misalkan saat traveling ke Singapura dan berfoto di depan patung singa Merlion, maka aktor utamanya tidak lain Anda dan patung singa.

Nah, selain background terdapat pula cara kreatif lain yang dapat memperkuat foto atau mempercantik foto jalan-jalan yakni foreground atau latar depan. Hanya saja teknik ini memang kurang begitu populer karena memang tidak semua foto perlu diberi foreground. Selain itu, kesulitan lain yakni pada tingkat eksekusi. Sebab tidak semua yang ditemui enak dijadikan foreground.

Pun demikian, foreground dapat menjadi solusi kreatif saat ide memotret sedang buntu. Alhasil, dengan menempatkan foreground dengan tepat, foto menjadi lebih dinamis dan atraktif. Tidak heran, foreground sudah menjadi hal yang jamak dilakukan dalam foto-foto traveling, jurnalis, portrait, hingga komersial dan pernikahan.

Untuk mendapatkan foreground yang menarik dan unik ada beberapa langkah yang patut diperhatikan. detikTravel, Kamis (28/2/2013) menyusun 5 tips untuk Anda:

1. Mengandung unsur estetika

Biasanya membuat latar depan dilakukan karena alasan estetika. Artinya subjek utama akan terasa 'hambar' karena tidak ada background pendukung yang kuat. Atau di sekeliling subjek tidak ada hal-hal yang unik untuk dimainkan secara fotografi. Dengan membuat foreground, komposisi foto semakin padat dan dinamis.

Karena itu, bila menemui subjek yang terasa datar bila difoto, cobalah mencari sesuatu yang bisa dijadikan foreground supaya foto makin atraktif.

2. Memperkuat subjek utama

Tidak hanya soal estetika, foreground biasa dilakukan untuk memperkuat subjek utama. Misalkan subjek utama orang sedang menelpon, maka kita dapat memasukan orang lain yang sedang bermain gadget supaya ceritanya makin kuat.

3. Butuh pengamatan jeli memilih foreground

Saat berada di destinasi wisata, segera lakukan pengamatan adakah hal-hal yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi foreground misalkan patung, bunga, atau gelas. Bahkan kalau mungkin, kerumunan wisatawan lain bisa menjadi foreground yang menarik untuk dimanfaatkan.

4. Memilih teknik yang tepat

Setelah menentukan subjek utama dan foreground pendukung, foreground dapat dibuat dengan teknik bokeh atau tetap fokus. Pilihan ini tergantung kebutuhan cerita yang akan disampaikan. Kalau hanya alasan estetika, foreground dapat di-bokehkan. Sementara bila foreground turut memperkuat cerita, tentu tidak perlu menggunakan bokeh yang keterlaluan. Nah, Anda lah sebagai fotografer yang menjadi penentu cerita bukan alat atau kamera.

5. Edit di komputer, kenapa tidak?

Foreground dilakukan di komputer seperti memberi efek lampu bokeh dalam foto model untuk memberi kesan glamour. Hanya saja ini jarang dilakukan karena membutuhkan kemampuan teknik olah digital selain kemampuan fotografi. Tapi kalau Anda mau, bisa saja hal itu dilakukan.


Sumber : detikTravel

mining