Pages

Subscribe:

Labels

Wednesday, February 27, 2013

Membuat Efek Refleksi Air di Foto Agar Lebih Artistik




Pada tutorial Photoshop kali ini, kita akan mengetahui teknik menciptakan refleksi atau bayangan yang terpantul pada permukaan air. Teknik ini cukup membantu bagi para fotografer yang ingin mendapatkan hasil foto yang lebih realistis ketika bayangan objeknya terpantul pada permukaan air (laut, sungai, danau atau kolam). Berikut tahapan-tahapannya.

Buka file foto yang akan diedit di Adobe Photoshop. Perhatikan Layer tab, klik kanan pada layer Background (yang ada icon gembok-nya), lalu klik Layer from Background dan klik OK. Sekarang layer Background menjadi layer bebas (tidak terkunci), nama "Layer 0" bisa diubah ketika dialog box muncul sebelum mengklik OK pada saat membuka kunci layer.
Kunci Gembok

Sekarang buat area untuk refleksi atau bayangannya, mudahnya yaitu dengan membuat ukuran lebar canvasmenjadi dua kali lebih besar. Klik Image > Canvas Size dan dialog box akan muncul (lihat pada gambar).

Perhatikan kolom-kolom di bawah New Size, ubah satuan ukuran menjadi "percent" dan ketikkan 100 pada kolom height kemudian klik OK. Kemudian perhatikan kotak-kotak bertanda panah di bawahnya, klik tanda panah "" (hasilnya akan tampak seperti pada gambar) sehingga area baru hanya akan terbentuk tepat di bawah gambar asli saja.


Canvas Size


Berikut ini hasil pembentukan area baru untuk pantulan bayangan/refleksi. Pastikan bagian-bagian yang ditandai seperti pada gambar di atas sudah dilengkapi dengan benar.


Layer Kosong


Ketika area kosong sebesar ukuran foto asli sudah siap, klik kanan Layer 0 dan klik Duplicate Layer. Geser foto duplikat (pada contoh layer diberi nama "Reflection") ke bawah; klik Move Tool, tekan Shift dan klik tanda panah "" di keyboard hingga gambar berada di paling ujung sisi halaman.

Sekarang balik posisi foto yang akan digunakan sebagai bayangan (layer "Reflection"). Pastikan layer "Reflection" terpilih (layer di-highlight abu-abu tua), klik Edit > Transform > Flip Vertical. Kini layer bayangan sudah berkebalikan dengan foto asli.


Duplikat Layer


Buat layer baru di atas layer "Reflection". Pastikan warna Foreground Color putih dan Background Colorberwarna hitam. Klik Pain Bucket Tool dan tuang tintanya ke layer kosong yang baru dibuat tadi sehingga sekarang layer berwarna putih. Kini klik Filter > Sketch > Halftone Pattern dan dialog box akan muncul.

Perhatikan panel-panel di sisi kanan dan isi kolomnya seperti contoh di bawah, ketika selesai klik OK.Preview efek bisa dilihat di sisi kiri halaman dialog box. Kita akan membuat alur pada permukaan air melalui pilihan filter ini.

Semakin banyak garis yang diciptakan, semakin banyak alur air yang didapat. Semakin tenang permukaan airnya, semakin sedikit alur yang dibutuhkan (seperti pada contoh).


Effect


Setelah menutup dialog box, layer baru yang tadinya berwarna putih kini berisi garis hitam dan putih. Masih pada layer baru tersebut, klik Filter > Blur > Gaussian Blur untuk membuat garis yang lebih halus.

Geser parameter ke sisi kanan untuk menambah efek blur, mungkin juga diperlukan pixel yang lebih banyak ketika berkutat dengan resolusi gambar yang lebih besar.


Gausian Blur


Klik kanan layer bergaris lalu klik Duplicate Layer Right dan dialog box akan muncul. Di bawahDestination, kita akan menemukan Document, pilih opsi New dan klik OK. Tahap ini adalah membuat filebaru yang isinya adalah layer bergaris hitam dan putih yang tadi sudah dibuat, save as dalam format .

PSD lalu tutup dokumen baru tersebut. Silahkan beri nama "displacement map". Sekarang, hapus layer berisi garis hitam dan putih yang kita buat di awal (klik layernya lalu klik icon tong sampah di ujung kanan bawah Layer tab).


Sekarang merge dua layer yang tersisa menjadi satu layertunggal (tanpa menghilangkan kedua layer asli) dan duplikat sekaligus dengan mengklik layer "Reflection" lalu tekan Shift+CTRL+Alt+E (Windows) atauShift+Command+Option+E (Mac).

Dengan demikian, kita akan memiliki satu layer baru dengan 2 foto di dalamnya. Hasilnya memang tidak tampak di halaman kerja, namun perubahannya bisa dilihat di Layer tab.


Pastikan layer baru terpilih (di-highlight abu-abu tua), klik Filter > Distort > DisplaceDialog box akan muncul, perlu diketahui bahwa bagian ini adalah menciptakan gelombang atau riak pada permukaan air. Silahkan menggunakan angka seperti pada contoh di bawah, tetapi tidak menutup kemungkinan apabila ingin ditambahkan.

Bagian yang dibutuhkan hanyalah Horizontal Scale, jadi ketikkan "0" pada Vertical Scale dan pastikan bagian yang lain sama persis seperti pada contoh. Klik OK dan dialog box akan muncul, perintahnya adalah memilih displacement map. Maka pilih file "displacement map" yang tadi sudah dibuat dan klik Open.


Displace


Hasil kerja efeknya akan tampak pada kedua belah foto seperti pada gambar di bawah.


Hasil Displace


Mengingat kita akan membuat refleksi pada permukaan air, maka hanya foto yang berada di bagian bawah yang akan diberi efek alur. Untuk itu, pilih layer "Reflection" di Layer tab. Klik Rectangular Marquee Tooldan mulai membuat seleksi di sekeliling foto.

Untuk mempermudah menentukan ukuran pasti yang diperlukan dalam membuat seleksi pada foto, silahkan me-non-aktifkan layer paling atas (dalam contoh bernama Layer 1) dengan mengklik icon "mata" yang letaknya di sisi kiri image thumbnail.


Refleksi


Sementara seleksi masih aktif, klik "Layer 1" (layer yang di-merge) lalu klik icon Layer Mask (letaknya di bagian bawah Layer tab, sejajar dengan icon tong sampah). Kita akan melihat penambahan baru (persegi panjang berwarna hitam dan putih di samping image thumbnail "Layer 1") di Layer tab dan kini foto sudah diperbaiki.


Layer Mask


Refleksi pada permukaan air bisa tampak memiliki efek yang sedikit kabur dan tidak terlalu tajam atau jelas. Oleh karena itu, foto yang berperan sebagai refleksi harus melalui tahap blur.

Klik image thumbnail Layer Mask di Layer tab (klik persegi panjang berwarna hitam dan putih). Kini beralih ke Filter > Blur > Gaussian Blur, gunakan ukuran atau value yang sebelumnya sudah diterapkan begitudialog box muncul dan klik OK.


Blur


Memang air dapat memantulkan bayangan objek seperti (warna) aslinya, namun hasil foto yang realistis membutuhkan penyesuaian warna pada bagian refleksi (mengingat sinar matahari dan cuaca dapat mempengaruhi warna pantulan objek pada air). Tambahkan sedikit warna, pada contoh karena temanya di danau musim semi maka refleksi dibuat lebih cerah.

Tambahkan sedikit warna biru dan lakukan penyesuaian sehingga tampak lebih alami. Tekan Alt (Windows)atau Option (Mac), klik (dan tekan mouse) pada icon Adjustment Layer (lihat gambar) lalu tarik kursor menuju Hue/SaturationDialog box akan muncul, klik kotak kecil di bahwa Name lalu klik OK.


Hue Saturation


Layer baru akan terbentuk dan menempatkan diri di atas "Layer 1" lalu dialog box Hue/Saturation akan muncul (dalam versi contoh, dialog box berada di sisi kanan seperti tampak pada gambar).

Geser panelnya hingga warna berubah sesuai keinginan, contoh di bawah bisa digunakan untuk mendapatkan efek warna cerah air danau musim semi. Apabila warnanya masih terlihat terlalu dimanipulasi, geser panel Opacity untuk mengurangi intensitas warnanya.


Ubah Warna


Silahkan save as dokumen dalam format .JPEG, hasilnya bisa dilihat pada gambar di bawah.


Hasil Refleksi

Penutup
Langkah-langkah yang harus dilewati memang cukup panjang dan kelihatan sedikit rumit, namun bukan berarti susah untuk dilakukan. Ketika mengikuti tahapan satu per satu, proses yang kelihatannya panjang tidak akan terasa karena ternyata lebih cepat dari yang dibayangkan. Ingat, tetap lakukan pengeditan senatural mungkin meskipun melalui proses digital.



Sumber : Detikinet

Benarkah Linux Tahan Virus?


Sampai hari ini malware yang menginfeksi Linux sangat sedikit dibandingkan dengan malware yang menginfeksi OS Windows yang jumlah variannya mencapai jutaan. Malahan yang berkembang adalah malware yang menginfeksi Andorid yang dibangun dari kernel Linux dan persentase perkembangannya mengalahkan perkembangan malware Windows.

Namun kembali kepada pertanyaan anda, apakah Linux tahan virus? Jika definisi virus/malware yang kamu maksudkan adalah virus Windows, tentunya Linux tahan virus Windows. Demikian pula Windows tahan terhadap virus Android karena tidak kompatible.

Ada beberapa catatan yang Vaksincom pikir menarik untuk menjadi informasi tambahan :

Vaksincom pernah memiliki pelanggan korporat dengan jumlah PC 500 klien yang terhubung ke jaringan dan 70 % dari PC sudah menggunakan OS Linux. Sisanya menggunakan OS Windows. Suatu saat server database down karena serangan malware, tentunya langkah pertama yang dilakukan adalah mengecek semua PC Windows apakah ada malware yang menginfeksi dan melakukan Ddos ke server database.

Namun, setelah semua PC Windows diperiksa dan dipastikan bersih dari malware, server database tetap di Ddos dan akhirnya Vaksincom menggunakan NNP (Norman Network Protector) untuk mengidentifikasi IP mana saja yang melakukan Ddos dan yang membuat terkejut rupanya IP-IP yang melakukan Ddos adalah yang menggunakan OS Linux.

Tentunya muncul pertanyaan mengapa hal ini terjadi karena pada saat itu malware di Linux sangat sedikit dan bisa dihitung dengan jari. Selidik punya selidik ternyata PC-PC yang menggunakan Linux tersebut harus menjalankan program database yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Windows dan supaya kompatible menjalankan emulator WINE.

Rupanya emulator tersebut selain menjalankan aplikasi Windows juga ikut menjalankan malware Windows dengan sangat kompatibel dan hal tersebut yang menjadi sebab Ddos ke server database.

Dalam perkembangan ancaman eksploitasi malware di tahun terakhir yang berjalan di server side, pemilihan OS yang digunakan PC sudah tidak relevan untuk melindungi pengguna cloud services jika servernya / apps servernya dieksploitasi.

Salah satu contohnya adalah eksploitasi pada apps Facebook yang sebenarnya aktif di server Facebook dan apapun OS yang anda gunakan, Android, Mac, Windows atau Linux tidak akan bisa mencegah akun Facebook anda di eksploitasi.


Sumber : Detikinet

Sama-sama Linux, Ubuntu Dapat Terinfeksi Virus Android?


Sepengetahuan Vaksincom, saat ini belum ditemukan adanya malware yang berjalan di OS Android dan kompatibel dengan OS Ubuntu (PC). Walaupun Android menggunakan kernel Linux termasuk Ice Cream Sandwich yang menggunakan kernel versi 3.X, tetapi ada beberapa hal yang membuat banyak aplikasi di Android (termasuk malware) tidak dapat berjalan dengan baik pada distribusi Linux lainnya termasuk Ubuntu :

- Kernel Linux yang digunakan oleh Android sudah mengalami beberapa perubahan arsitektur yang membuatnya berbeda dengan kernel Linux konvensional lainnya.

- Android tidak memiliki dukungan terhadap X windows dan tidak mendukung GNU library, hal ini membuat sulit untuk porting aplikasi Linux yang sudah ada di Android.

Jadi secara teori kalau sesama kernel Linux saja sudah tidak kompatibel dan OS Linux aman dari infeksi malware Android, tentunya OS lain jauh lebih aman dong, kan kernelnya beda. Tetapi kenyataan di lapangan terkadang berbeda dengan teori, lapangan Monas tidak jadi tempat nonton orang gantung diri.

Pada bulan Februari 2013, ditemukan malware Droid Cleaner yang memalsukan dirinya sebagai aplikasi yang bisa meningkatkan kecepatan performa smartphone Android yang ternyata merupakan serigala berbulu domba alis malware yang menginfeksi Android. 

Selain menginfeksi smartphone Android dan menyebabkan banyak kerugian, ketika terhubung ke komputer dengan OS Windows yang ibaratnya anak tetangga dan bukan sesama saudara kandung ia malahan mampu menginjeksikan virus ke OS Windows tersebut melalui USB Drive emulation.


Sumber : Detikinet

Suka Panik Memotret Keramaian? Ini Tipsnya


Salah satu hal yang menarik diabadikan lewat kamera yakni suasana keramaian. Biasanya dengan merekam adegan kota yang sibuk, stasiun kereta api yang padat penumpang, pasar yang ramai hingga festival budaya dengan ribuan orang menonton.

Secara visual, suasana tersebut relatif lebih mudah direkam karena fotografer diuntungkan oleh kesan kolosal dan kesan gambar yang padat. Fotografer tinggal memainkan komposisi yang apik untuk dilihat. Ibarat koki, maka bahan adonan telah tersedia tinggal eksekusi dan menyajikannya dengan kreatif.

Hanya saja, keterbatasan waktu dan momen yang singkat tetap saja membuat panik sebagian fotografer. Terutama soal mencari spot memotret dan pilihan lensa yang tepat. Apalagi kalau situasinya juga mendorong fotografer terlibat dalam posisi berdesak-desakan, perlu trik khusus mensiasatinya.

Berikut tips untuk memperoleh gambar keramaian dengan apik:

1. High Angle

Setiba di lokasi, segeralah mencari posisi tinggi untuk merekam dengan posisi dari atas (high angle)High angle merupakan pilihan favorit fotografer merekam suasana kota atau festival dengan lengkap. Sebab, posisi ini dapat merekam adegan atau suasana dengan lengkap menyeluruh dan mewakili semua adegan dengan cepat dan ringkas.

Spot yang bisa dimanfaatkan seperti jembatan penyeberangan, balkon, pagar, pohon, kap mobil, bukit, dan meja/kursi. Akan lebih baik bila telah menyiapkan dari rumah berupa tangga alumunium 3 anak tangga. Tangga ini sangat efektif bila tidak menemukan tempat tinggi.

Oiya, karena posisi tinggi merupakan tempat favorit memotret keramaian, datanglah sedini mungkin untuk mencari posisi. Kalau terlambat dan posisi terbaik sudah penuh, tidak ada jalan lain selain kerja lebih keras mencari posisi dadakan darurat seperti naik pohon.

2. Pilihan Lensa

Lensa yang mewakili kebutuhan memotret keramaian yakni lensa lebar. Seberapa lebar? Kisaran 24mm dalam ukuran full frame sudah mencukupi. Kalaupun mempunyai koleksi lensa lebih lebar lagi seperti 20mm, 18mm, 17mm, ataupun 16mm, tidak ada salahnya dipakai.

Kalau hendak mencoba bereksperimen dengan lensa fish eye, memotret keramaian merupakan momen yang tepat untuk lensa efek khusus jenis itu. Juga lensa yang mempunyai efek khusus seperti lensa Tilt-shif (TS) menjadi pilihan menarik untuk foto keramaian.

Jika di tas ada lensa normal atau tele, tak ada ruginya disiapkan. Lensa ini berguna untuk mengantisipasi bila menggunakan lensa lebar namun suasananya yang hendak dijepret tidak terlalu padat dan banyak ruang kosong. Bidang kosong dalam foto yang akan dihasilkan dapat mengganggu konsentrasi utama yakni keramaian kolosal. Mau tidak mau, lensa tele akan sangat membantu membuat gambar menjadi lebih padat.


Foto keramaian dengan sudut normal, f/9 dan speed 1/3. (Foto: Ari Saputra)


3. Speed dan Diafragma

Karena Anda berada di posisi high angle, Anda bisa memainkan speed dan diafragma dengan leluasa. Kalau hendak merekam suasana sangat hiruk-pikuk dengan kesan bergerak cepat, maka pilihan speed lambat menjadi keharusan. Sebaliknya, bila hendak membekukan adegan hiruk-pikuk, maka speed cepat menjadi pilihan. Semua terserah kreatifitas fotografer.

Untuk diafragma lensa, pilihan diafragma besar maupun kecil dapat dipergunakan. Diafragma kecil (lebih dari f/8) dapat merekam seluruh adegan dari ujung ke ujung. Sementara diafragma besar (kurang dari f/5,6) dapat difungsikan untuk mencari adegan detil ditengah suasana kolosal.

Namun bila momennya sangat singkat, biasanya diafragma besar diabaikan untuk menghindari gambar tidak fokus atau goyang. 

4. Frog Angle

Sudut normal dan sudut bawah (frog angle) juga tidak ada salahnya dipergunakan. Biasanya sudut ini dipergunakan untuk mencari detil ataupun kesan khusus pada gambar yang dihasilkan.

5. Keamanan Peralatan

Yang terpenting di antara semuanya, pastikan keamanan peralatan kamera Anda. Banyak kasus lensa ataupun flash dicopet saat memotret di keramaian. Kejadian pencopetan ini biasanya saat sedang berdesak-desakan dan lengah. Antisipasinya, semua peralatan dimasukan ke dalam tas rapat-rapat dan hanya pergunakan alat yang ditangan saja. 

Sumber : Detikinet

Tuesday, February 26, 2013

Cara Asyik Bermain Siluet


Bosan dengan gambar itu-itu saja saat jalan-jalan? Cobalah sedikit variasi siluet untuk memecah kebosanan. Caranya sederhana yakni dengan memanfaatkan cahaya yang terik dengan subjek membelakangi sumber cahaya. Si juru kamera cukup memotret dengan arah menantang cahaya. 


Biasanya para traveler memanfaatkan matahari tenggelam (sunset) untuk mendapatkan foto siluet yang ciamik. Sebab, langit merona merah membuat gambar makin atraktif dan provokatif. Tidak heran, foto-foto siluet dengan latarsunset dapat dikatakan menjadi frame paling populer diantara sekian foto siluet.



Untuk menghasilkan foto siluet yang menarik dan bercerita, ada semacam 'pakem' yang biasa dipakai. Pakem ini tentu bisa dilanggar, karena hanya kebiasaan umum saja, bukan masalah benar atau salah. 



Pertama, pastikan kondisi cahaya mendukung untuk membuat siluet dan yang akan disiluetkan. Paling nyaman adalah matahari berada dibawah garis horizon 45 derajat.




(Suasana sore hari di Xiamen, China/dok. Ari Saputra)




Pada saat itu, matahari tidak terlalu tinggi hingga manusia maupun benda lebih mudah disiluetkan. Posisi ini kira-kira sebelum pukul 9 pagi dan sesudah 3 sore, pada negeri 2 musim. Sementara untuk di negeri-negeri 4 musim, kondisinya tentu berbeda lagi.



Kedua, usahakan daerah terang lebih banyak dari daerah yang gelap (siluet). Kebiasaan ini untuk tetap menjaga foto tetap dinamis dan tidak monoton.




(Siluet sekelompok perempuan yang sengaja dijadikan latar depan atau foreground di Istana Deoksugung, Korea/dok.Ari Saputra)




Ketiga, sebisa mungkin bayangan gelap (siluet) yang dihasilkan mempunyai pola yang unik dan tidak hitam total. Siluet akan semakin menawan bila ditengahnya juga ada cahaya yang masuk dan membuat cerita sendiri.
Gambaran paling mudah soal ini yakni siluet wayang kulit saat dipentaskan. Banyak fotografer menyatakan, siluet terbaik adalah siluet wayang kulit karena karakternya sangat kuat dan bercerita.



Keempat, siluet bisa berdiri sendiri atau untuk memperkuat cerita sebagai foreground. Biasanya foregrounddengan siluet untuk memecah kebekuan atau foto yang itu-itu saja. Sehingga, dengan menambah foregrounddengan siluet, foto lebih mempunyai cita rasa dan sedikit berbeda.



Kelima, untuk seting kamera diusahakan senyaman mungkin, tidak harus di fungsi Manual. ISO biasanya di angka kecil dari ISO 100 hingga 400, tergantung pada tingkat cahaya yg ada.




(Siluet sebuah tebing di Kuta Lombok/dok. Ari Saputra)




Sementara diafragma pada lensa tidak terlampau lebar, biasanya pada level 8, 9, atau kalo perlu mencapai diafragma 13. Pada kasus tertentu, light meter perlu diturunkan 1 hingga 2 stop bila cahaya masih terang dan tidak menghasilkan siluet yang maksimal.







(Pantai Nusa Dua Bali di pagi hari/dok. Ari Saputra)

Tips 'Mencuri Waktu' Memotret


Fotografi traveling bukan hal yang murah, apalagi kalau targetnya luar kota bahkan luar negeri. Selain butuh budget lumayan berat, waktu yang cukup dibutuhkan untuk hasil foto maksimal. Biasanya budget mencukupi, giliran cuti kantor sudah habis untuk keluarga. Atau sebaliknya, waktu masih banyak namun isi kantong lagi pas-pasan. 

Salah satu kesempatan yang sangat baik untuk mengkompromikan keduanya yakni saat mendapat tugas dari kantor, menunaikan dinas luar kota atau dinas luar negeri. 

Eits... Tapi biasanya perusahaan juga tidak mau merugi dengan membiarkan karyawannya lebih banyak jalan-jalan daripada bekerja. Dari 4 hari dinas luar, biasanya hanya sehari diberi kesempatan 'menghirup udara bebas'. Selebihnya harus bertemu klien, rapat, memelototin angka-angka, memastikan target tercapai ataupun mengecek lokasi ke lapangan.

Nah, dengan waktu yang sempit, bukan berarti acara memotret dan memanjakan kamera kiamat. Kamera kesayangan masih perlu diajak jalan-jalan daripada hanya di tas atau dry box. Kasihan kameranya jadi stress enggak bisa melihat dunia luar.

Berikut beberapa tips singkat untuk memaksimalkan waktu minim saat hunting.

1. Pelajari agenda kegiatan dalam perjalanan dinas tersebut hingga detail waktunya. Pastikan ada waktu setidaknya setengah hari untuk bisa bebas memotret. Akan lebih bagus bila dapat kesempatan hingga satu hari penuh untuk memanjakan kamera kesayangan Anda.

2. Lakukan riset kecil-kecilan tentang kota yang akan dituju, khususnya tempat-tempat yang fotogenik. Jangan sia-siakan waktu memotret di tempat yang secara visual tidak menarik. 

Riset kecil-kecilan ini bisa dilakukan melalui internet dengan melihat foto-foto yang telah dihasilkan sebelumnya oleh orang lain di tempat itu. Bisa ngecek dulu ke flickr, picasso, stockphoto, ataupun situs lain yang khusus memasang galeri foto-foto.

Dalam foto tersebut, jangan terpaku pada data teknis kamera melainkan perhatikan waktu pengambilan gambar. Apakah pagi, siang ataukah sore. Kalau pagi pukul berapa, kalau sore pukul berapa dan seterusnya. 

Dilihat juga bulan pengambilan gambar dalam foto yang sedang diriset. Apakah dilakukan pada saat musim panas, musim semi atau musim hujan. Waktu ini sangat berguna untuk mengefisienkan perjalanan Anda saat 'mencuri waktu' untuk memotret. 

Kalau dalam foto yang diriset direkam pagi hari, maka itu akan menjadi trip pertama saat memulai quick traveling. Begitu seterusnya hingga menjadi urutan waktu berakhir di malam hari. Sehingga dengan mempelajari foto dari urutan waktu yang dihasilkan, mulai tergambar peta perjalanan singkat Anda di suatu tempat, bukan?

Selain itu, bulan/musim saat pengambilan gambar yang sedang diriset juga tidak salahnya untuk dicek. Jangan-jangan, ada event atau kegiatan budaya yang bertepatan dengan kunjungan Anda ke luar kota/luar negeri. 

Dengan mempelajari musim/bulan tertentu, akan terbaca juga kebiasaan masyarakat setempat yang kira-kira layak untuk difoto. Bila itu menarik, dapat menjadi prioritas utama saat mengajak kamera kesayangan jalan-jalan. 

Yang tidak kalah penting, perhatikan spot pengambilan gambar dalam foto-foto yang sedang diriset. Kira-kira sudutnya darimana, bagaimana dengan komposisinya, letaknya jauh atau tidak, menggunakan lensa lebar ataukah lensa normal. 

Bukan untuk mencontek, melainkan untuk membantu imajinasi Anda bermain, kira-kira akan bagaimana nanti kalau sudah di lokasi. Atau sebaliknya, dengan mempelajari foto-foto yang sudah ada, Anda bisa membuat foto yang berbeda dan dapat menghindari pengulangan foto yang membosankan.

Sehingga saat sampai di lokasi, hasil riset ini dapat membantu mengefisienkan waktu yang singkat, memilih jenis lensa, mencari sudut pengambilan gambar, memperhatikan arah cahaya, dan segera merekam dengan komposisi yang menarik. 

3. Setelah melakukan riset kecil-kecilan, buat rute perjalanan seefektif mungkin ke tempat yang akan dituju. Apakah menggunakan bus, subway, taksi ataukah menyewa kendaraan sendiri. Akan lebih beruntung bila menemui guide lokal, misalkan rekan kerja di daerah yang dengan sukarela mengantar Anda. 

Rute ini penting untuk membuat urutan waktu (rundown) acara foto-foto tersebut. Buat urutan dari pagi hingga malam hari. Pastikan tempat yang akan dituju sembari mengkonsultasikan segala kemungkinan dengan guide lokal. 

Kalau Anda menyukai street photography, pastikan rute yang dilalui melewati tempat-tempat yang fotojenik dan mampu merangkum kekayaan budaya lokal seperti arsitektur dan human interest.

4. Saat sesampai di tempat yang akan dituju, tidak ada salahnya mencari toko buku atau gerai yang menyediakan kartu pos dengan gambar tempat wisata lokal. Perhatikan foto dalam post card tersebut, barangkali bisa menjadi acuan dalam hunting foto singkat nanti.

Juga cari peta wisata setempat. Siapa tahu ada referensi tambahan untuk hunting foto. Peta ini juga bisa dipergunakan untuk bahan properti saat foto-foto nanti.

5. Saat eksekusi lapangan, tetap santai jangan terburu-buru memencet kamera. Pastikan Anda mengkontrol gambar yang akan dihasilkan dari data teknis kamera, penguasaan medan hingga merekam suasana yang dilihat.

6. Bawalah kamera cadangan setidaknya satu kamera. Kamera cadangan ini sangat berguna saat kamera utama mengalami error/kerusakan. Kalau perlu, bawa juga sebuah kamera poket untuk kondisi krusial, misalkan 2 kamera utama tiba-tiba tidak berfungsi.

Untuk lensa, setidaknya membawa 2 lensa yakni lensa lebar dan lensa normal. Lensa lebar untuk dibawah 50mm, dan lensa normal antara 50mm hingga 70mm dalam paradigma kamera film 35mm/full frame. 

7. Bawalah memori kamera sebesar mungkin, misalkan hingga 32 GB. Memori besar untuk mewadahi ukuran foto terbesar (large) saat memotret. Menggunakan ukuran terbesar saat hunting singkat tidak ada salahnya untuk mengantisipasi croping saat mengedit gambar.


Sumber : Detikinet

Pakai Banyak Antivirus di PC, Apa Gak 'Bentrok'?


Bagi komputer anda, antivirus berbeda dengan browser atau program MS Office. Anda bisa menggunakan beberapa browser berbeda dan menjalankan pada saat yang sama tanpa masalah, demikian pula anda bisa menggunakan MS Offfice dan Open Office pada komputer yang sama tanpa mengalami masalah.

Tetapi antivirus memiliki tugas memantau lalu lintas semua data di komputer anda, jadi setiap kali ada data / aplikasi ingin diakses apakah di unduh, dieksekusi atau cuma di lihat (browse) maka “on access scanner” dari program antivirus selalu memeriksa dahulu data yang bersangkutan dan jika aplikasi yang diakses tersebut merupakan virus, maka akan langsung diamankan / dikarantina

Kalau ada dua program antivirus yang aktif, maka ada dua proses “on access scanner” dua program antivirus yang akan berebut menangkap dan mengkarantina program yang dianggap jahat tersebut. Akibatnya adalah sistem komputer menjadi crash.

Selain itu, dua on access scanner yang berjalan berbarengan tentunya menghabiskan sumberdaya (RAM) komputer dan mengakibatkan inefisiensi.

Masalah yang sering timbul dengan penggunaan dua antivirus adalah definisi virus dari software antivirus seharusnya di enkrip dengan baik sehingga tidak bisa di scan oleh program antivirus lain (yang akan mengakibatkan false positive).

Namun ada antivirus yang tidak melakukan enkripsi dengan baik sehingga definisi virusnya dapat di scan dan program antivirus tersebut terdeteksi sebagai virus oleh program antivirus lain, hal ini pernah terjadi di Indonesia dimana ada program antivirus yang tidak melakukan enkripsi definisivirusnya dengan baik dan terdeteksi sebagai virus oleh program-program antivirus lain sebagai virus, bukannya memperbaiki enkripsinya pembuat program antivirus ini malah menyalahkan program antivirus lain dan meminta antivirus lain untuk mengecualikan definisi virusnya secara manual.

Daripada menggunakan dua antivirus, Vaksincom menyarankan anda untuk menggunakan antivirus yang dilengkapi Firewall karena perlindungan Firewall juga tidak kalah penting dari antivirus dan saat ini sudah merupakan satu kebutuhan.

Ada solusi jika ingin mendapatkan perlindungan ganda dari antivirus tanpa menghadapi masalah di atas:

1. Jika anda mencurigai suatu program marupakan malware / virus baru tetapi kok tidak terdeteksi antivirus yang anda gunakan, anda bisa menggunakan program scanner independen yang tidak menginstalkan dirinya seperti Norman Malware Cleaner atau Dr Web Cure iT yang dapat diunduh secara gratis untuk melakukan scanning manual.

Selain itu kamu juga bisa memanfaatkan fasilitas scanning online seperti Virus Total www.virustotal.comyang menggunakan lebih dari 40 program antivirus ternama untuk memeriksa file / program yang anda curigai bervirus.

2. Jika anda tetap ingin mendapatkan perlindungan 2 engine antivirus pada saat yang bersamaan secara live di komputer anda tanpa mengorbankan sumber daya komputer atau mengakibatkan crash. Anda bisa mempertimbangkan program antivirus yang menggunakan multiple antivirus engine seperti G Data antivirus yang menggunakan 2 engine antivirus ternama dan memberikan memang terbukti tingkat deteksi virus yang lebih baik dibandingkan program antivirus lainnya (99 % deteksi malware menurut pengetesan Virus Bulletin)

Dengan solusi ini, anda bisa mendapatkan perlindungan terbaik karena adanya 2 engine antivirus independen yang selalu bekerja melindungi komputer anda namun tidak menguras sumberdaya komputer dan biaya yang tidak berbeda dengan antivirus komersial lainnya.


Sumber : Detikinet

Android Milik Google atau Linux?


Android adalah sistem operasi yang dibangun berdasarkan Linux OS dan sifatnya “open source”. Jadi agak sulit menjawab siapa yang memiliki suatu OS open source. Bisa dijawab semua orang memiliki itu atau tidak ada siapapun yang memilikinya :).


Memang OS Android pada awalnya dibangun oleh Android Inc yang secara finansial didukung oleh Google dan akhirnya dibeli oleh Google pada tahun 2005. Android diluncurkan pada tahun 2007 bersamaan dengan pendirian OHA Open Handset Alliance, konsorsium yang saat ini (Februari 2013) terdiri dari 84 perusahaan hardware, software dan telco seperti HTC, Samsung, Sony, Dell, Intel, Motorola, Qualxomm, LG, Nvidia dan T-Mobile yang memiliki misi membuat satu standar terbuka untuk peralatan mobile, awalnya hanya smartphone dan tablet tetapi saat ini mulai banyak peralatan elektronik lain menggunakan Android seperti TV, Lemari es dan peralatan lainnya.



Kalau melihat dari kontribusinya, Google merupakan kontributor terbesar Android tetapi tidak bisa dikatakan sebagai pemilik Android. Google tidak mendapatkan royalti langsung dari penggunaan Android dan hanya mendapatkan penghasilan tidak langsung seperti iklan search di Android, hal yang sama didapatkan Google juga dari iPhone dan Windows Phone. Inilah salah satu sebabnya Apple mengalami kesulitan menuntut Google dan memilih menuntut Samsung.



Malahan, pendapatan Google dari iOS (Youtube, Google Map dan Google Search) pada tahun 2011 beberapa kali lipat lebih besar daripada pendapatannya di Android. Dan satu fakta yang lebih mencengangkan lagi, Microsoft mendapatkan keuntungan besar di tahun 2012 dari penjualan smartphone dimana pada salam satu kuartal saja ia berhasil mendapatkan 800 juta dolar dari Samsung dan HTC, tetapi royalti itu bukan datang dari handset Windows Phone, tetapi dari Android dimana Samsung dan HTC lah yang harus membayar royalti kepada Microsoft setiap kali menjual smartphone Android.

Sumber : Detikinet

Anda Tak akan Pernah Jadi Pengusaha Jika Tak Pernah Mencoba!


Banyak orang yang ingin memulai usaha selalu mempunyai pertanyaan: bagaimana memulai suatu bisnis, apa yang harus dipersiapkan, bagaimana dengan risikonya dan lain-lain.

Dan apakah memulai usaha harus dalam kondisi yang ideal? Ingatlah, kita tidak akan pernah bisa mencapai kondisi ideal karena menjadi sifat manusia yang akan selalu merasa tidak cukup. Dan pada akhirnya kita tidak akan pernah menjalankan apa yang menjadi keinginan jika kita masih juga mengharapkan untuk mendapatkan kondisi yang ideal.

Kondisi ideal seperti apa ?

Saya ingin berbisnis, saya sudah punya ide yang cemerlang untuk bisnis saya ini, saya akan jual ini dan itu. Tapi saya harus memiliki modal sebesar Rp 50 juta, kemudian mencari lokasi yang sangat strategis, lalu mendapatkan karyawan yang jujur, amanah dan produktif. 

Saya juga harus belajar bisnis sebanyak-banyaknya terlebih dahulu karena saya takut gagal dan takut menghadapi risiko.

Yakinlah kita tidak akan bisa mempunyai bisnis apapun, jika menunggu kondisi ideal seperti diatas. Jika pun pada akhirnya mempunyai bisnis maka memulainya dalam waktu yang sangat lama dan bakal kehilangan momentum-momentum yang bagus. 

Di awal usaha, modal sekian puluh juta akan sulit didapat, lokasi yang strategis adalah sangat mahal, mendapatkan karyawan yang sesuai keinginan laksana mimpi. Dan impian memang akan menjadi mimpi belaka karena kita tidak menjalankannya. Knowledge is just knowledge if we never apply it. 

Sekarang bukan jamannya lagi ‘knowledge is power’ tapi ‘applied knowledge is power’. Gagal dan risiko adalah bumbu kesuksesan yang tertunda.

Semua butuh proses. Semua butuh belajar. Tapi harus 1B3P : Belajar lalu praktik, praktik, praktek atau 1B3A: Belajar lalu action, action, action.
Mari kita belajar dengan mempraktekkannya. Apa kondisi ideal anda?


Sumber : Detik Finance

Monday, February 25, 2013

Perbedaan Pola Pikir Orang Kaya dan Orang Biasa


1. Orang Biasa Berpikir Soal Menabung, Orang Kaya Berpikir Meningkatkan Pendapatan


"Orang biasa berpikir menabung agar uangnya melimpah, tapi terus merasa kekurangan uang," ujar Siebold. Jika anda mempunyai pendapatan Rp 200 juta per tahun dan menabung 10% dari pendapatan anda. Maka anda akan mendapatkan 20 juta di akhir tahun. Ini bukanlah cara untuk memperkaya diri, dan anda tidak akan kaya dengan cara ini.

Siebold mengatakan, orang-orang terkaya di dunia menabung juga, tapi pikiran mereka yang utama adalah untuk meningkatkan pendapatan, sehingga jumlah uang yang bisa anda tabung lebih banyak.



2. Orang Biasa Menganggap Berwirausaha Sebagai Risiko, Orang Kaya Berwirausaha Untuk Jadi Kaya

"Sebagian besar orang berpikir soal uang dengan cara yang biasa, misalkan, bila saya bisa mendapatkan sekian rupiah per jam, maka saya akan mendapatkan lebih banyak lagi dengan bekerja lebih lama," ujar Siebold. Bahkan ada orang yang berpikir, jika ingin kaya harus mendapatkan gelar MBA. Para orang-orang terkaya di dunia justru berpikir, cara menjadi kaya adalah dengan memberi jalan keluar bagi orang banyak dengan memberikan ide. Dari ide-ide tersebut maka dia akan memperoleh uang.

Namun banyak orang berpikir, daripada menjadi gila karena memikirkan ide-ide segar dan belum tentu mendapatkan uang, maka mereka memilih menjadi pegawai dan menganggap berwirausaha adalah risiko.



3. Orang Biasa Melihat Uang Secara Emosional, Orang Kaya Melihat Uang dengan Logika

Ada perbedaan mendasar dari cara pandang orang biasa dan orang terkaya dunia melihat uang. Sieblod mengatakan, orang biasa dan bahkan yang berpendidikan sekalipun, sangat perhitungan menggunakan uangnya.

Namun orang-orang terkaya tidak khawatir kehilangan uangnya, karena mereka menggunakan uangnya untuk memperbesar pendapatannya di kemudian hari. Seperti untuk berinvestasi tanpa memikirkan risikonya.


4. Beda Cara Mencapai Target Antara Orang Biasa dengan Orang Kaya
Siebold mengatakan, orang-orang biasa dan kelas menengah tidak memiliki keinginan kuat untuk mencapai targetnya. Tapi orang-orang terkaya dunia sangat fokus dengan uang dan bisnis mereka. Bagi para orang-orang terkaya dunia, target harus dicapai dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan, bagi mereka taruhannya capai target atau mati!

Karena itulah, orang-orang kaya ini bisa memperoleh impian dan targetnya dengan cepat dan uangnya terus bertambah.



5. Orang Kaya Tidak Dikendalikan Oleh Keinginan

Donald Trump dan Richard Branson yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia sering berkeliling dunia dengan jet pribadinya. Sementara orang-orang biasa berpergian dengan mobil dan tinggal di rumah sederhananya.

"Orang-orang kaya ini terus bertambah kekayaannya tiap hari. Saya melihat Naomi Judd (salah satu artis kaya) di TV, dan dia mengatakan alasannya dia bisa kaya adalah karena dia tidak pernah menghamburkan uangnya. Dia tidak mempunyai desainer pribadi dan perhiasan mahal. Inilah tipikal orang-orang kaya di dunia. Mereka tidak mewah," kata Siebold.

Pernyataan-pernyataan seperti ini telah didapatkan Siebold dari sejumlah orang-orang terkaya yang dia wawancarai.

"Jika anda kaya, maka anda bebas dan tidak diperbudaki oleh orang lain. Kemerdekaan ekonomi adalah salah satu faktor utama kesuksesan. Ini mengantar orang untuk memupuk kekayaannya," jelas Siebold.

Sumber : Detik.com






mining